Upacara Nyadran makam sewu
upacara nyadran tiap ruwah dimakam sewu bantul |
GELAR PANEMBAHAN BODHO ORA ATEGES BODHO TANPA NGELMU, ANANGING PINTER
RUMONGSO KANTHI ANDAP ASOR, TANPA PAMRIH BONDHO LAN PANGUWOSO
kompleks Makam Panembahan bodho (makam sewu ) pandak bantul |
gapura makam sewu pandak bantul yang ada diatas bukit (utara gapura) adalah makam umum |
Panembahan Bodo oleh masyarakat dianggap sebagai cikal bakal mereka sehingga sangat dihormati. Panembahan Bodo menurut cerita yang beredar di masyarakat merupakan tokoh keturunan bangsawan Majapahit , beliau merupakan cicit Prabu Brawijaya V .Raden Trenggono merupakan putra Raden Kusen , seorang adipati Terung . Raden Kusen putra Raden Aryo Damar dengan Dorowati seorang putri cina yang cantik jelita , sedang Raden Aryo Damar merupakan putra Prabu Brawijaya V , Raja Majapahit.
makam panembahan bodho |
![]() |
suasana didalam cungkup panembahan bodho |

![]() |
juru kunci makam sewu,pak wahono |
Diceritakan pada suatu hari Raden Trenggono mendapat sindiran dari kerabatnya agar ia segera mempersiapkan diri untuk menggayuh kemuliaan dan keluhuran untuk mencapai kaswargan . Ada pula yang memberikan nasehat seperti diatas secara terang - terangan .Pada suatu hari Raden Trenggono berjalan menelusuri sungai hingga sampailah pada sebuah hutan wijen dan bertemu dengan seorang yang gagah dan tampan. Melihat sosok orang tersebut Raden Trenggono timbullah keinginannya agar dapat menatap dan berbicara dengannya , namun karena begitu saktinya orang tersebut menyelinap dan menghilang dari pandangan Raden Trenggono ,orang tersebut tidak lain adalah Sunan Qadle atau Sunan Kalijaga. Karena Raden Trenggono berkeinginan mempunyai kesaktian dan ilmu seperti Sunan Kalijaga , maka ia mengabdi kepada Ki Ageng Gribig di Temanggung . Di Temanggung Raden Trenggono semakin tinggi tekadnya untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama Islam. Akhirnya ia diambil menantu oleh Ki Ageng Gribig dan mendapat tugas untuk menyiarkan agama Islam .
Asal mula sebutan KI Bodho, pada awal perjuangan syiar
agama, pada waktu itu di pulau jawa baru mengalami ancaman penjajahan portugis,
sehingga beredar kabar akan ada penyerangan lewat pantai selatan. Bagi Raden
Trenggono penyerangan diawali dengan suara
gemuruh (jlegur-jlegur) dari sura meriam,dimana sebenarnya suara utu
adalah suara ombak laut di pantai selatan. Keadaan tersebut memaksa Raden trenggono untuk
bersiap-siap menghadapi serangan portugis sehingga kemudian membangun pos
penjagaan di wilayah pantai selatan.Pada saat itu, Sunan kalijaga datang di
nanggulan, sehingga mengetahui apa yang dikerjakan Raden Trenggono. Sunan
Kalijaga memahami bahwa ternyata Raden Trenggono masih Bodho dan kurang
berpengalaman. Oleh karena kebodohannya itu
Raden Trenggono mempunyai sebutan KI BODHO
Pada awal kekuasaan panembahan senopati, Kerajaan mataram
masih bersengketa dengan sultan pajang. Sultan Pajang berkeinginan untuk
menarik kembali apa yang telah di tetapkan sebelumnya dengan ki ageng pamanahan
tentang tanah untuk mataram. Dari keinginannya itu Sultan pajang berupaya untuk senantiasa
meningkatkan kemampuan dan kesaktiannya untuk merebut kembali tanah Pajang yang
telah dikuasai mataram.Sultan Pajang mengetahui sejarah eyang Raden Trenggono
(Adipati Terung I) dimana mempunyai kesaktian yang luar biasa dan Sultan pajang
berpikir kesaktian itu telah diwarisi oleh cucunya yaitu raden Trenggono.
Berangkat dari pemikiran itu maka sultan pajang ingin berguru dan mewarisi kesaktian Raden Trenggono
tersebut dengan menjajikan hadiah yang menarik , namun Raden trenggono ingat
dan menjunjung tinggi wasiat “ Tobat Turun pitu” dari eyangnya yaitu
menghindari dan tidak ikut campur dalam perebutan kekuasaan atau urusan politik
dengan sikap “tumbak waru ora melu-melu”, maka permohonan sultan pajang tidak dapat
dipenuhi. Dengan sangat kecewa Sultan pajang pulang tanpa membawa hasil dari
keinginannya. Kepulangann sultan pajang yang kecewa tersebut senantiasa sambil
bergumam bahwa raden trenggono itu KYAI
Bodho
Di masa akhir hayat
KI BODHO terjadi peralihan kekuasaan dari Terung dan Pajang ke mataram.
Panembahan senopati yang mulai berkuasa pada saat itu baru saja menyelesaikan
permasalahan dengan ki ageng mangir dimana wilayahnya dekat dengan pijenan.
Panembahan Senopati tidak menginginkan adanya pengaruh ki Ageng mangir terhadap
Ki Bodho. Dalam usaha panembahan senopati menjaga agar tidak ada pengaruh dari
bekas hulubalang ki ageng mangir, serta rasa hormat dan segan beliau terhadap
pewaris dan keturunan adipati Terung tersebut,maka Ki Bodho diberi rumah pemukiman
di sebelah barat keraton Mataram dan diberi nama kampung BODHON. Disamping itu,
akhirnya panembahan senopati memberi penghargaan lain yang lebih tinggi pada
KI Bodho yakni diberi ganti wilayah
Terung yang telah di kuasai Mataram, sebuah tanah perdikan dengan wilayah bekas kekuasan mangir yang
letaknya disebelah timur sungai PROGO ke utara sampai kaki gunung merapi. KI
BODHO diberi kedudukan sebagai penguasa Tanah perdikan tersebut dan diberi
gelar PANEMBAHAN, sehingga lebih dikenal dengan sebutan PANEMBAHAN BODHO
Akhirnya beliau
meninggal dunia dan dimakamkan di Pasarean Sewu atau Makam Sewu yang letaknya di desa WIJIREJO,PANDAK BANTUL
YOGYAKARTA. Di pesarean Makam Sewu, setiap tahun diadakan acara yang telah
turun temurun sebagai warisan budaya adiluhung para pendahulu yakni acara “
nyadran Makam sewu” acara ini diadakan para ahli waris dan anak keturunan,
sebagai wujud rasa hormat dan baktinya pada Panembahan Bodho
Maksud dan tujuan
Kegiatan upacara ini dimaksudkan untuk mendapat menghormati para leluhur yang sudah meninggal dan mendoakan agar dosa – dosanya diampuni Tuhan sehingga tempat disisinya , disamping itu agar yang ditinggalkan selalu mendapat keselamatan , murah rejeki dan sandang pangan.
Kegiatan upacara ini dimaksudkan untuk mendapat menghormati para leluhur yang sudah meninggal dan mendoakan agar dosa – dosanya diampuni Tuhan sehingga tempat disisinya , disamping itu agar yang ditinggalkan selalu mendapat keselamatan , murah rejeki dan sandang pangan.
Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di makam Sewu setelah tanggal 20 ruwah . Upacara Sadranan dilaksanakan sebanyak tiga kali , upacara pertama dilaksanakan pada hari minggu dimulai pukul 20.30 WIB di Los makam Sewu , upacara kedua pada hari senin pukul 08.00 Wib di dalam cungkup Panembahan Bodo , upacara ketiga pada hari senin siang pukul 14.00 WIB yang merupakan puncak acara Sadranan . Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo / Bangsal Panembahan Bodo.
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di makam Sewu setelah tanggal 20 ruwah . Upacara Sadranan dilaksanakan sebanyak tiga kali , upacara pertama dilaksanakan pada hari minggu dimulai pukul 20.30 WIB di Los makam Sewu , upacara kedua pada hari senin pukul 08.00 Wib di dalam cungkup Panembahan Bodo , upacara ketiga pada hari senin siang pukul 14.00 WIB yang merupakan puncak acara Sadranan . Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo / Bangsal Panembahan Bodo.
prosesi arak arakan acara puncak nyadran membawa gunungan nyadran yang berisi bermacam macam hasil bumi
gunungan yang akan didoakan dipendopo/bangsal panembahan bodho yang kemudian diperebutkan oleh masyarakat mirip seperti gunungan lanag digrebek mulud dan grebek besar |
Prosesi Upacara
Upacara Nyadran dilakukan tiga tahap yaitu dimulai hari minggu pahing malam ,
Senin Pon pagi dilanjutkan Senin Pon siang yang merupakan puncak upacara . Pada
hari Senin Pon ini dipilih sebagai puncak upacara karena merupakan hari
wafatnya Panembahan Bodo. Peserta upacara bukan hanya diikuti oleh warga
Wijirejo saja tetapi juga masyarakat luar Wijirejo bahkan dari luar kota.
aku menulis tempat ini karena makam mbah buyutku berada dikompleks makam panembahan bodho beliau adalah seorang kyai penghulu. Tempat ini berbeda dengan makam kuno lain dijogja yang terasa aura mistiknya disini ada sebuah fonomena bahwa makam bukanlah tempat yang dikeramatkan untuk dipuja puja tapi makam adalah tempat untuk mengingatkan kita akan kematian sangat terlihat betapa dekatnya masyarakat dengan makam kadang ada yang tidur disini bila kelelahan ^V^ seperti jiwa panembahan bodho dan kyai kyai penyebar islam lainnya yang dekat dihati rakyat dan tidak membuat jarak like this bgt euy memang tempatnya silir sejuk buat istirahat. Jadi kalo main kejogja jangan lupa mampir kesini ya nggak serem kok.Dan ada hal yang kebetulan lantai dan jam yang ada dirumahku sama seperti dikompleks makam panembahan bodho mungkin selera seketerunan mirip .
UTARA
SELATAN PETA MENUJU MAKAM PANEMBAHAN BODHO/MAKAM SEWU |
Dibelakang kompleks makam panembahan bodho tepatnya ditengah tengah bukit yang digunakan untuk pemakam umum ada pohon yang telah berusia berabad abad batangnya sangat kokoh tiap kemarau daunnya tidak ada tapi kalau musim hujan daunnya rindang. Tempat ini pernah digunakan untuk uji nyali di acara tv penampakan yang ada berbentuk ular, tapi kalo datang kesini jangan berniat liat penampakan ya tapi lihat ciptaan Allah yang berupa pohon yang masih kokok berdiri menembus waktu Subhanallah
pohon yang telah berusia berabad abad sangat kokoh |